Proyek Pelebaran Jalan Raya Sempu Di Keluhkan Warga

BANYUWANGI, JKN – Proyek pengerjaan pelebaran jalan raya jalur Sempu – Sumberwadung, Meninggalkan kesan warga, khususnya warga Sumber Wadung. Di Satu sisi warga khususnya pengguna jalan diuntungkan dengan kondisi jalan raya yang semakin luas. Satu sisi ada warga yang merasa kecewa dengan teknis pengerjaan proyek tersebut.

Sebagaimana disampaikan oleh salah satu warga inisial ” SL ” yang bisa dibilang cukup fahan tentang kontruksi itu. Dikatakan bahwa dalam pengerjaan proyek pelebaran jalan tersebut diduga tidak sesuai RAB dan speksifikasi. Dikatakan kepada awak media tanah urug yang digali dari kanan kiri bibir jalan dikeluarkan oleh CV Pelaksana entah ke mana. Sehingga ketika finishing celah – celah lubang bekas galian harus diurug/ditutupi, ternyata tanah urugnya tidak ada.

Dan karena itu warga harus secara swadaya menutupi celah – celah lubang bekas galian dengan alat dan material seadanya. Sementara pada titik – titik tertentu yang tidak terjangkau oleh warga celah – celah lobang bekas galian terlihat menganga. Yang menurut ” SL ” kerap kali menyebabkan pengguna jalan kecelakaan karena terperosok ke celah – celah lubang bekas galian proyek tersebut. Selain itu ” SL ” juga soal alas cor yang menurutnya harus pakai geitextile tapi ternyata pakai plastik tipis.

Berdasarkan informasi tersebut media investigasi ke lokasi proyek. Di lokasi proyek media tidak mendapati papan nama proyek. Untuk perimbangan informasi media konfirmasi seseorang yang diketahui sebagai Konsultan dari proyek tersebut yang diketahui bernama Yusuf. Media tanyakan apakah pengerjaan proyek pelebaran jalan raya Sempu – Sumberwadung sudah sesuai speksifikasi ?

” Untuk spesifikasi sudah sesuai, dan untuk kuantitas pekerjaan sudah menggunakan kontrak unit price serta kuantitas tersebut setiap pekerjaan ada stock opname, ” jawab Yusuf Via WhatsApp (17.32) wib Minggu 15/7/2018. Lanjut media pertanyakan apakah dalam pengerjaan cor, alas cor harusnya pakai geotextile atau plastik ?

” Pada kuantitas tidak ada geotextile ataupun plastik, karena menggunakan beton maka konsultan mengarahkan pada plastik, sedangkan geotextile harganya mahal mas ” jelasnya lewat WhatsA (17.39) wib.

Terkait papan nama proyek yang diduga tidak ada di lokasi media tanyakan kepada Yusuf, apakah urgen papn nama pada pengerjaan proyek negara ? menurut Yusuf ” papan nama pekerjaan pada titik nol nya mas,” singkatnya WhatsApp (17.42) wib.

Salah satu warga inisial ” MRY ” kepada mempertanyakan jalan ada sekian meter dihotmik ful setelah itu sekiann meter tidak dihotmik padahal kondisi jalan sedikit rusak berlubang, kemudian sekian meter lagi dihotmik ful lagi.

” Apakah jalan harusnya dihotmik semua atau memang disela – sela seperti itu ya mas ? itu sampean lihat depan rumah saya sebelah utara sekitar 50 meter dihotmik penuh, jalan depan rumah saya sekitar 50 meter tidak dihotmik padahal rusak, setelah itu sekitar 50 meter lagi selatan jalan depan rumah saya dihotmik lagi, ” keluh ” MRY ” setengah nada bertanya pada awak media. Tetapi awak media memilih diam karena tidak punya kewenangan menjawab pertanyaan tersebut.

Pertanyaan ” MRY ” tentang hotmik yang disela – sela itu juga media konfirmasikan kepada Yusuf selaku Konsultan dari pengerjaan proyek tersebut. Namun sayangnya untuk pertanyaan yang satu ini Yusuf tidak memberikan tanggapanya. Dan pihak yang menurut ” SL ” adalah selaku pelaksana proyek inisial ” MKT ” dikonfirmasi Via WhatsAppnya dengan nomor kontak personenya 081235286xxx. Sampai ditayangkannya berita ini belum ada respon hanya dibaca saja tanpa jawaban. (Ted/*)

Komentar