TKW Majalengka Terancam Hukuman Pancung, Minta Di Belikan Mukena Dan Makanan Khas Indonesia

Tak Berkategori

MAJALENGKA – JKN, Persoalan nasib Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang tersandung kasus hukum di luar negeri khususnya yang mencari peruntungan nasib di negara teluk seperti Arab Saudi, tampaknya masih saja terjadi dan tak akan berhenti selama pemerintah kita tidak menghentikan pengiriman mereka khususnya tenaga kerja wanita yang menjadi Asisten rumah tangga.
Harus ada solusi terpadu agar mereka yang di sebut pahlawan Devisa ini tidak menjadi korban sia-sia jauh dari tanah airnya dan tentu harga diri bangsa menjadi taruhannya.

Kita harus belajar dari negara tetangga, seperti Philipina yang begitu concern terhadap rakyatnya yang menjadi buruh migran untuk bekerja di luar negeri mereka.
Respon pemerintahan mereka cepat dalam mengadvokasi terhadap rakyatnya yang terkena kasus di luar negeri.
Diplomasi politik tingkat tinggi bisa di harapkan menaikan nilai tawar kita kepada negara lain termasuk negara penghasil minyak tersebut.

Adalah Tuti Tursilawati salah seorang dari puluhan tenaga kerja kita yang terancam hukuman pancung dari pemerintahan kerajaan Arab Saudi. Keluarga Tuti di Majalengka kini diliputi rasa khawatir dan cemas.
Rasa was-was itu tentu memiliki alasan karena pemerintahan kerajaan Saudi Arabia kerap melakukan hukuman eksekusi dengan pancung itu tanpa pemberitahuan dahulu kepada pemerintah Indonesia dan keluarga korban.

Ibunda Tuti, Iti Sarniti berharap putrinya diberikan keringanan hukuman. Pekan lalu, Iti mengaku telah menerima telepon dari petugas KJRI (Konsulat Jenderal Republik Indonesia) yang sudah bertemu Tuti di Ta’if, Arab Saudi.

Melalui sambungan telepon, sambung Iti, putrinya meminta dibelikan peralatan sholat berupa mukena dan makanan khas Indonesia. “Kadang saya inget pengen ketemu lagi. Saya sudah dua kali ke sana (Ta’if, red) difasilitasi pemerintah,” ujarnya.
Saat ini, Iti hanya berharap pemerintah terus berusaha memperjuangkan nasib TKI yang mendapatkan hukuman mati di Arab Saudi. “Bulan ini ada agenda pertemuan keluarga TKI yang terancam hukuman mati difasilitasi pemerintah. Kami pihak keluarga terus meminta kepada pemerintah melakukan upaya memperjuangkan nasib para TKI,” kata Iti saat ditemui Jejak Kasus News di rumahnya di Blok Manis, RT/RW 01, Desa Cikeusik, Kecamatan Sukahaji Sabtu (21/4/2018) Siang.

Sementara Kepala Desa Cikeusik Jaenudin mengatakan pihaknya senantiasa memberikan dukungan moril dan materil kepada keluarga korban “Kita minta Ceu Iti tetap tenang dan tidak panik. Meski proses panjang ini selalu membuat pihak keluarga kepikiran. Kami dari pemdes juga sering mendampingi keluarga TKI yang divonis mati, mengadakan pertemuan.

Rencananya tahun ini diadakan pertemuan bulan April sekarang di Cirebon,” paparnya.
Jaenudin juga mengaku sering mendapatkan informasi terbaru terkait Tuti dari Dinas Tenaga Kerja dan Industri (Disnakerin) Majalengka maupun Kementerian Luar Negeri hingga KJRI.
Jainudin juga keluarga Tuti berharap agar pemerintah terus menyelamatkan Tuti dan tenaga kerja asal Indonesia lainnya yang terancam hukuman eksekusi mati di negara asing khususnya
negara teluk seperti Saudi Arabia dan sekitarnya yang memiliki hukum dan aturan sendiri salah satunya adalah menggunahan Syariat Islam dalam tatanan pemerintahannya.

(Hafidz/Yono)

Komentar