Tangani Covid-19, Kemenkes dan Satgas Lakukan Karantina di Salah Satu Pesantren Banyuwangi

Berita sidikkasus.co.id

BANYUWANGI – Untuk memutus mata rantai penularan covid-19 di salah satu pondok pesantren Banyuwangi, semua tim bergerak cepat. Usai menggelar pertemuan dengan pengurus pondok pesantren, Kementerian Kesehatan dan Satgas Banyuwangi mematangkan skenario karantina kawasan pondok pesantren.

“Hari ini tim gabungan sudah mulai terjun ke lapangan. Memetakan kawasan pondok, membuat alur keluar masuk santri, dan melakukan pengecekan sarana serta prasarana apa yang dibutuhkan oleh pondok,” kata Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, dr. Widji Lestariono, Sabtu (29/8/2020).

Pada Jumat malam 28 Agustus 2020 telah digelar pertemuan dengan pihak pondok pesantren. Dipimpin Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, hadir dalam pertemuan tersebut Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes dr. Budi Hidayat, KKP Kelas II Probolinggo, Dinas Kesehatan Jawa Timur, Kapolresta Banyuwangi Kombes Arman Asmara Syarifudin, dan Dandim 0825 Banyuwangi Letkol (Inf) Yuli Eko Purwanto.

Rio, sapaan akrab Widji Lestariono, mengatakan, dari pertemuan tersebut telah disepakati bahwa akan dilakukan karantina kawasan pondok. Pemetaan yang dilakukan saat ini untuk menentukan area-area dalam pondok yang digunakan untuk penanganan para santri.

“Nantinya, semua tidak boleh seenaknya keluar masuk pondok, di screening ketat. Arus keluar masuk juga dibedakan. Makanan juga akan disupervisi oleh petugas khusus untuk meningkatkan daya tahan tubuh para santri. Semua memang harus dilakukan dengan ketat dan disiplin, karena ini bagian dari ikhtiar untuk memutus mata rantai penyebaran di sana,” kata Rio.

Di kawasan pondok juga akan dilengkapi sarana dan perasarana serta peralatan penunjang selama penanganan. Misalnya, pembukaan dapur umum selama masa karantina oleh Dinas Sosial dan BPBD Banyuwangi, penambahan petugas kesehatan khusus yang akan berdinas di sana selama masa karantina.

“Tak ketinggalan Dinas PU Cipta Karya, Dinas Lingkungan Hidup, dan Dinas PU Pengairan juga akan turun. Selain menambah puluhan toilet portabel di sana, juga akan memperbaiki sanitasi dan aliran air yang akan disupervisi oleh tim gabungan dari Kemenkes,” kata Rio.

Rio juga menjelaskan bahwa per 29 Agustus 2020 terjadi penambahan pasien konfirmasi covid-19 sebanyak 346 kasus. Rinciannya, 340 dari santri pondok pesantren, empat pasien suspek yang hasil uji swabnya positif covid, dan dua orang OTG. Kini, angka konfirmasi covid-19 di Banyuwangi menjadi 687 kasus.

“Santri memang mendominasi kasus baru selama satu minggu terakhir. Namun, penanganan sudah kita lakukan bareng sejak awal. Kami berharap, dengan penanganan yang komprehensif dari banyak pihak ini, penularan virus corona di sana bisa ditekan,” ujar Rio.

Sementara itu, Bupati Anas mengatakan pihaknya terus melakukan koordinasi dengan seluruh pihak untuk mempercepat penghentian penularan covid-19 di pondok pesantren. Pemkab bersama tim gabungan menyatakan siap berbagi peran dengan pondok untuk penanganannya.

“Dalam pertemuan semalam dengan pengurus pondok sudah diidentifikasi siapa melakukan apa,” jelas Anas.

Anas pun kembali menegaskan komitmennya untuk membantu penanganan di pondok pesantren ini. Anas juga telah berkoordinasi dengan Ketua Satgas penanganan covid nasional dan Gubernur Jawa Timur terkait penanganan covid di ponpes.

“Terima kasih kepada Pak Menkes, Pak Doni Monardo, dan Ibu Khofifah yang terus memantau perkembangan covid-19 di pondok pesantren. Kami yakin bahwa sinergis yang baik antara pemkab, pengurus ponpes, dengan Kemenkes, TNI/Polri, KKP Probolinggo, Dinkes Jatim, dan semua elemen masyarakat yang mendukung akan bisa memutus penularan covid di ponpes dengan cepat,” pungkas Anas. (*)

Sumber: Kabupaten Banyuwangi

Komentar