Redesain kurikulum 2013(K13) PAI dimasa pandemi 19

Oleh: Nanik Purnaningsih

Jember – Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) UNESCO merilis ancaman kepada masa depan anak bangsa diseluruh dunia terhadap kegiatan sekolahnya dan hak-hak pendidikan mereka.maka dari itu perlu adanya dobrakan baru di pendidikan masa pandemi ini sangat diperlukan. Paling penting dalam mengukur standarisasi yaitu kurikulum darurat dibentuk.

Pendidikan menjadi perhatian penuh dalam kondisi pandemi 19 ini. Sebab menelisik pada sejarah dunia. Dengan begitu pertolongan pertama yang harus dilakukan kepada pendidik, karena pemerintah memiliki tujuan, bahwa pendidik akan menjadi peran penting pasca pandemi yang mengalami degradasi ekonomi dan kemanusiaan. kondisi pandemi ini akan sangat merumitkan serta mengalami sakit yang amat sangat mendalam, dari segi banyak sektor khusus dalam ranah ekonomi.maka dunia pendidikan seharusnya belajar dari negara2 yang sudah melalui nya.

Masa pandemi tentunya semua orang akan merasakan kegelisahan bersama tanpa terkecuali. khususnya negara Indonesia yang belum mengalami penurunan hasil membaik. banyak cara telah dilakukan, berharap akan segara pulih kembali. Dan mungkin semua orang telah tahu bahwa virus corona ini berasal dari Wuhan Cina yang kini telah menyebar kemana-mana bahkan seluruh dunia.

Hal ini tidak lain tidak bukan sebuah kegelisahan bersama. Sebagaimana seorang calon pendidik khususnya dan mahasiswa yang memiliki peran penting terhadap kehidupan masa depan bangsa ini tetap memberikan arahan secara kolektif dngan memberikan arahan dengan bidangnya. Tentunya tidak menutup kemugkinan setiap warga akan berfikir kemana arah pendidikan untuk kedepannya. Jika seperti ini terus tentu tidak akan stabil dengan baik serta memberi dampak besar pada pendidikan.

Menurut penghematan saya dampak besar pada dunia pendidikan akan tejadi pada dua obyek. Pertama psikologis anak akan terganggu. Kedua pada pendidik yang akan mengalami gegar pendidikan, karena tidak semua guru bisa mengoprasikan media sosial.sebagian guru yang tinggal dipedesaan tentunya akan merasa kesulitan menggunakan media. Bukan hanya karena tidak bisa menggunakannya tapi kadang karena tidak adanya sigyal. Kepanikan pada elektronik akan terjadi pada sebagian guru.semua itu terkendala dengan dana pandemi 19 ini maka perjalanan progam tidak akan maksimal. Jadi pekerjaan menteri pendidikan sekarag adalah menyusun kurikulum darurat pendidikan sehingga revolusi pendidikan harus terjadi.
Kenyamanan para guru dan dosen yang haus berjibaku dengan administrasi setelah ia kembali kerumah.

Padahal ia baru saja melaksanakan tugas disekolah atau di kampus,dan kita tidak perlu seolah-olah tidak tahu dengan berlakunya K 13 yang mana didalamnya banyak sekali perubahan. Itupun tidak semua guru menerapkannya bahkan ada sekolah-sekolah yang terpaksa menerapkannya demi mencapai standar nasional pendidikan. Tehnik dan metode guru dalam mengajar yang diunakan adalah bagaimana membuat siswa nyaman belajar dengan kurikulum yang baru apalagi dengan pelajaran PAI. Tentunya kegelisahan yang dirasakan guru-guru berdampak pada formance dalam mengajar sebaiknya hal ini tidak harus terjadi.

Baik dampak negatif atau positif dari virus Covid 19 ini, tentunya dapat menjadi reflek tersendiri bai kalangan guru tentang performa mengajar mereka didalam kelas , apalagi menyangkut pembelajaran PAI misal dalam materi fikih yang membutuhkan praktek langsug didepan guru, tapi dikarenakan musibah pandemi ini siswa harus membuat video praktek dan dikirim ke via WA gurunya, ini sangat tidak nyaman sekali,,bagaimana guru akan menegur siswnya jika terdapat kesalahan dalam praktek nya itu.

Hal ini harus menjadi pelajaran bagi pihak pemerintah untuk mengkaji kembali penggunaan metode pembelajaran di sekolah secara lebih detail dalam menerapkan kurikulum 2013( K13) dimasa pandemi ini. Sehingga kita dapat berperan menangani akibat dari dampak perubahan dan dapat dimnimalisir dengan mudah pula menemukan solusinya. AMIN…

Publisher : Teddy

Komentar