PERHELATAN KOMPETISI LIGA SATU, AREMA FC VS PERSIB BANDUNG BERAKHIR RUSUH

Tak Berkategori

MALANG, JKN – Perhelatan kompetisi Liga 1 yang baru saja dimulai sudah tercoreng oleh ulah suporter Arema. Laga Arema FC menjamu Persib Bandung berakhir rusuh. Ribuan penonton merangsek turun ke lapangan. Waktu tambahan 3 menit yang tengah berjalan, terpaksa dihentikan Minggu (15/4/2018).

Waktu tambahan 3 menit diberikan wasit Handri Krisdianto untuk kedua tim setelah melewati 90 menit. Namun di tengah itu, suporter berada di tribun timur atau tepat di bawah papan skor merangsek masuk.

Baku hantam tak bisa dihindari antara petugas keamanan berbaju orange dengan suporter. Suasana terus memanas, ketika aparat keamanan mencoba menenangkan suporter.

Adu fisik terus terjadi hingga melebar sampai menuju bangku official pemain. Wasit dan official langsung diamankan.

Tembakan gas air mata ditembakkan untuk mencegah kisruh lebih panjang. Tapi itu tak membuat suporter mundur, mereka balik menyerang dengan berbagai benda didekatnya.

Sejumlah korban berjatuhan, dan langsung dilakukan penanganan oleh petugas. Kondisi belum juga tenang, sebelum akhirnya berulangkali gas air mata ditembakkan.

Pada sisa waktu yang ada, kedua tim tetap menampilkan permainan terbuka. Sayangnya, pertandingan ini dinodai dengan suporter yang masuk ke lapangan pertandingan di masa injury time. Bahkan, kepala dari pelatih Persib, Roberto Mario Carlos Gomez, berdarah yang hingga saat ini masih belum terkonfirmasi penyebabnya.

Pertandingan pun akhirnya tak dilanjutkan kembali, dengan skor 2-2. Meski wasit Handri Kristanto tak meniup peluit akhir pertandingan.

Ketua Panpel, Arema FC, Abdul Haris menyampaikan permohonan maafnya atas peristiwa kericuhan yang terjadi di akhir pertandingan Arema FC kontra PERSIB di Stadion Kanjuruhan, Malang, Minggu 15 April 2018.

Seperti diketahui, ribuan penonton di stadion kanjuruhan sempat melakukan aksi tak terpuji dengan masuk ke arena lapangan pertandingan.

Sebelumnya, oknum suporter Arema FC juga melakukan pelemparan terhadap para pemain dan ofisial tim PERSIB.

“Panpel memohon maaf sebesar-besarnya. Kami sudah evakuasi korban secepatnya. Dan akan buka posko laporan korban di kantor Arema dan Stadion Kanjuruhan,” tutur Abdul seperti disampaikan Media Officer Arema FC, Sudarmadji, Minggu malam 15 April 2018.

Panpel merasa secara sosialisasi kami sudah berkoordinasi dengan stakeholder keamanan. Tapi kejadian malam ini di luar dugaan. Hingga banyak korban.

Mengenai ancaman sanksi terhadap Arema FC, Abdul mengaku siap menghadapinya. Laporan dan klarifikasi juga akan dilakukan sebagai bagian dari pertanggungjawaban.

“Bagaimana pun sanksi (sudah) di depan mata. Tapi Arema harus memberikan laporan dan klarifikasi. Makanya kita harus lakukan konferensi pers. Karena ini pertanggungjawaban untuk media. Kami akan istiqomah dengan sanksi,” pungkasnya.

Hinca Pandjaitan mantan Sekjen PSSI angkat bicara tentang kejadian itu. Menurutnya Komdis PSSI sudah selayaknya bersikap tegas atas kerusuhan yg terjadi “sesaat sebelum” pertandingan arema vs persib berakhir.

“Panpel pertandingan akan cukup banyak terkena ganjaran hukuman yang telah termaktub dalam sejumlah pasal di kode disiplin PSSI,” jelas Hinca yang pernah menjadi Komdis PSSI

Ia pun menjelaskan Pasal 70 kode disiplin PSSI misalnya, menyebutkan bahwa “tingkah laku buruk yg dilakukan oleh penonton merupakan pelanggaran disiplin…”

“Juga pasal 69 tentang kegagalan menjalankan tanggung jawab menjaga ketertiban dan keamanan,” pungkas pria yang pernah menjabat sebagai wakil ketua PSSI ini. ( 001 – RATU )

Komentar