La Nyalla Tempati Peringkat Pertama Dukungan Calon DPD-RI

Tak Berkategori

SURABAYA, JKN – Perubahan UUD 1945 tahun 1999-2002 lalu menjadikan badan perwakilan di Indonesia mengalami perubahan, yang semula menganut monokameral menjadi bicameral atau dua kamar, yang terdiri dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang mewakili partai politik dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang mewakili kepentingan daerah.

Dalam hal untuk memperjuangkan kepentingan daerah serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat luas, harus adanya peranan strategis dari DPD. Sebab, melalui DPD, kepentingan daerah dan masalah-masalah yang dihadapi daerah, dapat diangkat dan diperjuangkan di tingkat nasional hingga mampu melahirkan solusi pembangunan di daerah yang konkrit.

Untuk itu, dalam memenuhi harapan rakyat Jawa Timur yang besar tersebut, sangat dibutuhkan kepemimpinan DPD yang memiliki integritas, kapabelitas, moralitas yang terbaik, mumpuni dan berpengalaman serta memiliki jaringan politik yang luas. Dengan demikian, peranan strategis DPD perlu ditingkatkan untuk mendorong penyelesaian masalah mendasar yang selama ini dihadapi daerah.

Salah satu calon anggota DPD RI asal Jawa Timur, La Nyalla Mahmud Mattalitti, dinilai masyarakat menjadi sosok yang tepat untuk memimpin DPD RI Periode 2019-2024. Sederetan pengalaman panjang La Nyalla, menjadi ‘energi besar’ bagi DPD RI untuk menjalankan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yaitu, fungsi legislasi, pertimbangan dan pengawasan.

Berdasarkan catatannya, pengalaman La Nyalla terbilang lengkap dari sisi politik, ekonomi dan sosial kemasyarakatan. Misalnya, pengalaman di bidang perekonomian, La Nyalla adalah Kepala Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Provinsi Jawa Timur.

Sosok La Nyalla, sebelumnya, dikenal publik sebagai Ketua Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Jawa Timur, dengan kemampuannya ia juga terpilih sebagai Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang ke-15.

Selain itu, La Nyalla termasuk salah satu Pengusaha Nasional di negeri ini yang dikenal oleh masyarakat Jatim sebagai pegiat sosial yang sangat peduli dengan nasib orang miskin, serta konsisten memperjuangkan kepentingan masyarakat daerah dengan mendirikan organisasi La Nyalla Academia.

Dengan pengalaman yang dimilikinya, maka sosok La Nyalla sangat diharapkan masyarakat Jatim untuk bisa memimpin DPD RI agar peranan DPD bisa lebih maksimal. Sehingga dukungan terhadap Pembangunan daerah dapat benar benar diwujudkan.

Berdasarkan hasil rilis dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Jawa Timur, tentang pengawasan penyerahan dokumen syarat dukungan calon perseorangan peserta pemilihan umum anggota DPD atau Senator Provinsi Jawa Timur tahun 2018. Ada sebanyak 34 bakal calon yang diterima syarat dukungannya, karena dinilai memenuhi ketentuan yang ada dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 8 Tahun 2018.

Sebelumnya, Divisi Perencanaan dan Data KPU Jatim, Choirul Anam menyatakan, jumlah total bakal calon yang sudah mengirim formulir melalui server (submit) ada sebanyak 43 orang. Dari jumlah 43 orang tersebut, ternyata hanya 39 bakal calon yang melampirkan dan menyatakan syarat dukungan. Namun hingga batas akhir masa penyerahan dokumen dukungan syarat calon. Anam menerangkan, setelah dikoreksi dari 39 orang tersebut, ternyata hanya sebanyak 34 orang bakal calon yang memenuhi syarat.

“Sisa sebanyak 5 orang bakal calon ditolak karena dokumen yang disetorkan tidak memenuhi ketentuan dalam PKPU Nomor 8 Tahun 2018. Jadi hanya 34 bakal calon yang diterima karena sesuai dengan ketentuan,” kata Anam (27/4).

Pria yang akrab dipanggil Anam ini menjelaskan, selanjutnya dari 34 bakal calon anggota DPD yang sudah menyerahkan dukungan dan telah diterima itu akan menjalani masa verifikasi administrasi dan faktual. Tahapan berikutnya itu penting, karena menurutnya, verifikasi dilakukan guna mengetahui sebaran dukungan dari masing-masing bakal calon.

“Verifikasi administrasi akan dilakukan oleh KPU Provinsi, sedangkan untuk verifikasi faktual sesuai aturan akan dilakukan oleh KPU Kabupaten/ Kota,” pungkasnya.

Sementara itu, Bawaslu Jatim mencatat dari 34 orang calon anggota DPD asal Jatim yang telah dinyatakan memenuhi syarat dukungan, hanya 4 orang yang berjenis kelamin perempuan atau 11,76 persen. Sedangkan 88,24 persen atau 30 orang diantaranya merupakan berjenis kelamin laki-laki.

“Dari unsur keterwakilan perempuan ternyata masih di bawah 30 persen. Ini memang jauh dari harapan tapi kami tidak bisa apa-apa sebab itulah realitas yang ada,” ujar Aang Khunaifi komisioner Bawaslu Jatim saat dikonfirmasi, Selasa (1/5/18).

Aang Khunaifi menjelaskan, bahwa jika dilihat dari jumlah dukungan masyarakat yang telah diserahkan oleh para calon anggota DPD Jatim, untuk peringkat pertama ditempati oleh La Nyalla Mahmud Mattalitti dengan dukungan sebanyak 19.720 KTP. Kemudian disusul oleh A Agus Patminto diperingkat kedua dengan 10.488 KTP, sedangkan peringkat ketiga ditempati oleh Achmad Nurul Ilmi dengan 9.720 KTP, dan keempat H Suhandoyo, SP.IR dengan 9.500 KTP, terkahir ditempati oleh Hj Emilia Contessa dengan dukungan 9.385 KTP.

“Peringkat terbawah (34) ditempati Fathul Faizin dengan dukungan sebanyak 5.027 KTP. Sementara batas minimal syarat dukungan adalah sebanyak 5000 KTP,” jelas Aang.

Menurut Aang, La Nyalla Mahmud Mattalitti juga tertinggi dalam hal penyebaran syarat dukungan, yakni tersebar di 38 Kabupaten/Kota di Jatim atau 100 persen. “Yang mampu 100 persen penyebaran syarat dukungannya selain La Nyalla hanyalah calon incumbent yaitu Abdul Qodir Amir Hartono,” ungkapnya.

Sementara untuk peringkat terbawah penyebaran syarat dukungan ditempati tiga orang yakni Fairouz Huda, Harbiah Salahuddin dan Sigit Prawoso, dimana penyebaran syarat dukungannya hanya tersebar di 20 Kabupaten/Kota di Jawa Timur.

“Penyebaran syarat dukungan sesuai aturan minimal tersebar di 50 persen kabupaten/kota di Jatim atau 19 Kabupaten/Kota,” jelas Aang Khunaifi.

Selain itu Aang menambahkan, dari 4 orang anggota DPD RI asal Jatim periode 2014-2019, tiga diantara mencalonkan kembali, yaitu Hj Emilia Contessa, Abdul Qodir Amir Hartono dan Ahmad Nawardi. Sedangkan satu orang lainnya yakni H A Budiono tidak ikut mencalonkan kembali.

“Walaupun jumlah pendaftar calon DPD Jatim lebih sedikit dibanding pemilu sebelumnya. Namun persaingan diprediksi akan ketat sebab calon-calon yang sudah mendaftar ketokohannya di Jatim tidak perlu diragukan lagi,” tandasnya. (AbuFatih)

Komentar