Jeritan Petani Lambar, Anjloknya Harga Tomat

Berita jejakkasusnews.Co.Id

Lambar, Petani lambar menjerit, pasalnya beberapa pekan terakhir harga jual komoditi holtikultura ini terjun bebas.

Salah seorang petani tomat di Desa Padang cahya ini kecamatan Balik bukit kabupaten Lambar, Khotimah mengatakan, harga beli tengkulak turun drastis 3 pekan terakhir dari Rp3 ribu saat ini hanya Rp500-600/kg nya. “harganya saat ini sangat murah kemarin dibeli tengkulak Rp 3000/kg, sekarang hanya Rp500-600” ujarnya saat dikonfirmasi crew jejak kasus news kamis (5/9/2019).

Menurut Khotimah, anjloknya harga tersebut disebabkan hasil panen petani melimpah jadi para tengkulak tidak mampu membeli dengan harga tinggi. “Saat ini tomat sedang banjir, pasokan melimpah jadi tengkulak takut rugi,” jelasnya.

Anjloknya si merah manis itu membuat sebagian petani enggan untuk memanennya, mereka lebih memilih membiarkan buah tomat masak  ranum dan membusuk dari pada memetik untuk dijual di pasaran.bahkan sudah berpeti-peti, senghaja dibuang.

Hal itu banyak dilakukan oleh petani yang memiliki lahan jauh dari jalan raya, jika panen mereka harus mengeluarkan upah pikul hasil panen keluar lahan, biaya yang dikeluarkan cukup besar jika tetap dipaksakan tetap akan rugi.

“Jangankan kembali modal, usaha dari penanaman dan biaya perawatan, untuk biaya pemanenan dan transportasi ke pasar pun tidak bisa tertutupi. Kan lebih baik tidak usah dipanen,” kata khotimah.

Kendati demikian turun harga buah tomat sudah menjadi hal yang biasa bagi masyarakat setempat, jika harga tomat anjlok mereka akan beralih menanam  komoditi yang memiliki nilai jual tinggi hal itu dilakukan hingga harga tomat kembali stabil di pasar.

“Harga hasil panen tidak bisa di prediksi, jika harga jual tinggi kita bisa untung besar namun jika anjlok, kita rugi, terpaksa  ditukar dengan sayuran lainnya,” tutupnya.

Petani berharap kepada pihak terkait segera berupaya untuk menstabilitas harga sayur mayur khususny jenis tomat,yang kerugianya mencapai puluhan juta rupiah. (wantok)

Komentar