FASHION SHOW DAN ASAL USUL DESA GINTANGAN JADI MAGNET WISATAWAN LOKAL DAN MANCA NEGARA

Tak Berkategori

BANYUWANGI – ( JKN ). Minggu 6 /5/2018. Kali ini untuk yang kedua kalinya Pemeritah Desa Gintangan Kecamatan Blimbingsari mengadakan Festival Bamboo. Sebuah festival yang menghadirkan beragram kreasi hasil karya warga Gintangan yang di gelar selama dua hari, mulai hari sabtu hingga minggu 6 mei 2018. Kali ini mengangkat tema “JAJANG SEBYARONG”.

Di awali dalam acara puncak Festival tersebut dengan menyajikan penyanyi kebagaan wong Banyuwangi Wandra, di lanjutkan tarian kesenian khas Banyuwangi yaitu “jejer gandrung, atraksi kesenian Barong, Jaran Buto, dan seni musik thetek yang perlatanya terbuat dari bambu pelaksanaanya berlansung sangat meriah di mulai pukul 08.00 wib. Selain itu ada juga jenis mainan zaman dulu turut di tampilkan seperti engrang semuanya terbuat dari bambu, yang paling menhebohkan lagi ada sajian seni Teater dengan kisah asal usul Desa Gintangan.

Ini adalah puncak dari acara Festival Bamboo sekitar enam puluh peserta mulai anak anak juga remaja turut meriahkan Fashion Show dengan memakai pakaian dari bahan dasar bambu hasil karya masyarakat Gintangan, dengan beraneka ragam desain dan ornamen sehingga kelihatan unik dan menarik, sehingga dapat mendongkrak bagi perhatian masyarakat Banyuwangi.

Berbagai macam karya olahan yang terbuat dari bahan dasar bambu dengan cita rasa seni dan kreatifitas yang tinggi tersaji dalam festival tersebut. Ada sekitar dua puluh sanggar kerajian bambu yang turut menyajikan hasil karyanya seperti tempat lampu, tudung saji, songkok, tempat tisue, gazebo dan lain sebagainya.

Kepala Desa Rusdiana menjelaskan saat di tanya awak media bahwasanya keterampilan membuat anyaman bambu ini sudah menjadi ciri khas bagi warga Gintangan. Bahkan dapat di katakan sudah mentradisi sejak nenek moyang mereka, ada sebuah cerita yang di percaya oleh masyarakat Gintangan sampai sekarang so,al asal usul dan tradisi turun temurun ini, “ucapnya.

Di lanjut Rusdiana terkait cerita asal usul Desa Gintangan. Berawal dari sebuah legenda Patih Sulung Agung ia adalah salah seorang pemimpin prajurit peperangan di Bayu pada tahun 1771 di bawah komandan Pangeran Rempeg Jogopati, setelah mengalami kekalahan dari penjajah prajurit Sulung Agung menyelamatkan diri ke Desa Gintangan saat itu.

Dalam pelarianya Prajurit Sulung Agung banyak yang terkapar akibat kehausan . Untuk itu memeritahkan dua orang prajuritnya untuk mencari air. Setelah mencari air hingga keluar kampung akhirnya kedua prajurit tersebut mendapatkan air satu Gontang yaitu wadah yang terbuat dari satu ruas batang bambu.

Dari kejadian tersebut Sulung Agung akhirnya memberikan nama “Gontangan. Kemudian lama kelamaan masyarkat setempat menyebutnya dengan nama Gintangan, tidak hanya menjadi asal usul Desa tetapi ada juga do,a dari Sulung Agung kalau kelak warga Desa ini akan mendapatkan rezki dari batang bambu, ” ujar Rusdiana.

Legenda tersebut terlepas benar atau tidak kini telah menjadi keyakinan bagi masyarakat Gintangan hingga memacu kreatifitas bahkan telah menjadi penunjang prekonomian. Kini hampir 90 persen masyarakat Gintangan bisa membuat anyaman bambu,” pungkasnya ( Her/Win ).

Komentar