Apresiasi Penyelamat Merah Putih, Bupati Tantri Hadiahi Dua Pelajar Sepeda

Berita Jejakkasusnews.co.id

DRINGU – Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE memberikan apresiasi terhadap aksi heroik 2 (dua) pelajar di Kecamatan Dringu yang memanjat tiang bendera untuk melepas bendera merah putih yang tersangkut pada saat upacara penurunan bendera merah putih di halaman Kantor Kecamatan Dringu, Sabtu (17/8/2019) sore.

Kedua pelajar tersebut adalah Muhammad Firman Aditya Pradanan, siswa kelas VI SDN Kalisalam 1 dan Yudha Riski, siswa kelas XII IPA 5 SMAN 1 Dringu. Atas keberaniannya, kedua pelajar tersebut mendapatkan hadiah sepeda angin.

Hadiah sepeda angin tersebut diserahkan oleh Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE didampingi anggota Komisi VIII DPR RI Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si di Kantor Kecamatan Dringu, Minggu (18/8/2019) siang.

Turut mendampingi dalam kesempatan tersebut Kepala Bakesbangpol Ugas Irwanto, Kepala Disporaparbud Sugeng Wiyanto, perwakilan Diskominfo, Kabag Humas, Protokol dan Rumah Tangga Heri Mulyadi dan Camat Dringu Hari Kriswanto.

Bupati Tantri menyampaikan bahwa keberanian dan kepedulian untuk kelancaran upacara bendera merah putih dalam peringatan HUT ke-74 Kemerdekaan RI perlu diberikan apresiasi. Sebagaimana yang dilakukan oleh dua orang peserta upacara Muhammad Firman Aditya Pradanan dan Yudha Riski saat mengatasi permasalahan pada saat penurunan bendera merah putih.

“Atas usaha dan perjuangannya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo akan mengawal cita-cita yang diinginkan oleh Muhammad Firman Aditya Pradanan dan Yudha Riski yang telah berjasa dalam peringatan HUT ke-74 Kemerdekaan RI di Kabupaten Probolinggo,” ungkapnya.

Aksi kedua pelajar tersebut dilakukan pada saat upacara penurunan bendera Merah Putih dalam upacara peringatan HUT ke-74 Kemerdekaan RI di halaman Kantor Kecamatan Dringu. Saat bendera merah putih mau diturunkan, tiba-tiba ujung bendera nyangkut di tiang bendera.

Saat itulah secara spontanitas Muhammad Firman Aditya Pradanan langsung lari ke tiang bendera dan mencoba memanjat. Tetapi baru dapat separuh dia kesulitan naik karena anginnya kencang dan akhirnya turun.

Melihat hal itu, Yudha Riski langsung keluar dari barisan dan memanjat tiang bendera. Dengan beraninya dan tanpa rasa takut dia terus memanjat hingga ke ujung tiang bendera untuk melepaskan ujung bendera yang tersangkut dan melilit pada tiang. Akhirnya bendera itupun terlepas dan diapun turun. Selanjutnya prosesi penurunan bendera merah putih dilanjutkan.

Muhammad Firman Aditya Pradanan, siswa kelahiran 24 Februari 2007 ini mengaku setelah kejadian prosesi penurunan bendera mengalami masalah, secara spontanitas dan tanpa berpikir panjang dia berambisi untuk membetulkan kondisi bendera yang menyangkut dengan posisi melilit di ujung tiang bendera. Dia tidak merasa takut meskipun angin kencang. Namun para peserta upacara menyarankan untuk turun dan tidak melanjutkannya.

Demikian pula Yudha Riski, siswa kelahiran 22 Februari 2002 ini juga memiliki jiwa keberanian ingin mengatasi permasalahan kondisi bendera yang bermasalah di ujung tiang bendera. Dia mengaku, saat kejadian itu muncul rasa keberanian secara spontanitas ingin memanjat tiang bendera untuk membetulkan kondisi bendera yang menyangkut tersebut. Hal itu dilakukan agar supaya prosesi upacara penurunan bendera merah putih dapat berjalan dengan baik dan lancar. (y0n)

Komentar